Sentuhan Hati Dan Perjuangan

Siang ini seperti biasa seusai bel pulang sekolah aku tidak langsung pulang tetapi menunggu teman berangkat-pulangku dahulu. Kita perbeda kelas wajar aku menunggu dulu. Dia adalah Rara.

Setelah aku bertemu dengan Rara kita langsung ke parkiran sekolah. Tempat yang paling membosankan menurutku karena terlalu antri dan ramai. Setelah aku mengambil sepeda motorku kita langsung pulang. Aku mengantar Rara pulang dahulu.

Pada saat berbincang-bincang dengan Rara di depan kos-kosannya, ada sesosok wanita separuh baya menghampiri kita. Beliau bertanya arah ke kota Nganjuk kemana. Aku yang bingung dengan arah hanya diam saja. Rara menjawab tidak tahu. Ibu tersebut berkata bahwa arahnya ke arah rel kereta api dan ia dari Babat(daerah Lamongan, Jatim) ingin pulang kampung ke Nganjuk, beliau sudah jalan kaki daritadi pagi jam 4. Aku menjawab pertanyaan beliau kalau arah ke rel kereta api jalan terus saja bu. Beliau berkata bolehkah meminta sedikit uang, beliau tidak punya uang sepersen pun. Dengan nafas senggal-senggal dan keringat bercucuran beliau berkata seperti itu. Hatiku terasa kasihan melihatnya. Di kantong sakuku hanya ada selembar uang lima ribu rupiah, lalu aku berikan kepada beliau. Begitu pun dengan Rara di sakunya hanya ada selembar limaribu dan dia berikan ke beliau. Beliau menerimanya dan beliau mengucapkan minta maaf dan terima kasih. Beliau menyalamiku dan Rara sebelum beliau pergi.Aku menyambut jabatan tangannya dengan mengucapkan hati-hati. Aku yang merasa kasihan sering kali menengok ke belakang setelah beliau meninggalkan kami berdua. Ingin memberikan yang lebih tetapi yang ada selembar limaribu rupiah.

Sudah terlalu lama aku berada di depan kos-kosan Rara, aku memutuskan untung pulang ke rumah. Di sepanjang perjalanan pulang aku memikirkan sesosok wanita berjilbab tadi. Semoga Allah melindungi beliau.

Cara Allah membuka hati bermacam-macam. Aku tersentuh ketika ketemu dengan wanita tersebut. Dari sinilah aku mengerti artinya perjuangan tanpa henti. Dengan tekat dan semangat yang kuat kita pasti bisa melakukan apa yang kita perjuangankan. Aku bersyukur hidup sederhana dan tidak kekurangan.


Jombang, 26 Mei 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Beloved Friend

Cappucino

Ini Adalah Harimu