Cappucino

"Kenapa suka cappucino?"

Suatu pertanyaan ringan di tengah-tengah obrolan segar dan menjadi saksi pertemuan yang bisa di bilang untuk terakhir kalinya. Lalu lalang manusia melewati mata kita. Jawaban manis ku ucap dari pertanyaan itu.

"Karena jika tak ada vanilla latte maka yang ku pilih adalah cappucino"


Aku tak pernah menyangka bahwa obrolan klasik tersebut adalah obrolan di pertemuan akhir. Setelah itu di lanjutkan dengan perpisahan. Dan lebih kejamnya lagi itu adalah perpisahan abadi.

Dulu kita sama, tapi sekarang kita berbeda. Sekarang aku harus menerima kenyataan bahwa aku harus melupakan itu semua. Melupakan akan kenangan yang pernah terukir dan sejarah baru tentang kita. Dan begitu sakit harus melupakan dua orang sekaligus-- Yang pertama adalah kau sendiri dan yang kedua adalah seseorang yang kau bantu untuk ku lupakan.

Tanggal dua adalah opini untuk di rayakan. Dan aku bersumpah tidak lagi hadir di tempatmu lagi karena itu hanya membuatku sulit untuk melupakan. Lebih baik aku mendoakanmu saja, karena kekuatan doa lebih dari segalanya bukan?


Untuk kau yang meninggalkanku



Dari ku yang kau tinggalkan selamanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Beloved Friend

Ini Adalah Harimu