Tanggal Horor

(Untukmu ini belum selesai, untuk saat ini. Mungkin suatu saat nanti akan ada lembaran tulisan lain, entah itu besok atau lusa atau kapanpun.)

Kau tahu ini tanggal berapa? Kalau saja memang kau tahu pasti juga kau tak bisa ku dengar atas jawabanmu itu. Bagiku ini adalah tanggal horor untuk kesekian kalinya ku terima. Kalau saja aku boleh memilih, pasti aku akan memilih untuk melewati tanggal ini. Tapi, di sisi lain tanggal ini adalah tanggal untuk penambahan usiaku sendiri.

Untuk pertama kalinya, aku merayakan pertambahan usiaku tanpa ada kehadiranmu. Walau memang ragamu tak lagi ada, tetapi tidak untuk cerita kita. Tahun lalu, walau memang kita tak ditakdirkan untuk bersatu tetapi kau masih hadir di tengah-tengah kebahagiaanku. Kau tak lagi ada disini. Jangankan hadir disini, hadir di mimpi saja sudah jarang.

Untuk pertama kalinya, suasana sudah berbeda. Jika tahun lalu, aku mendapatkan perlakuan spesial tetapi untuk saat ini tidak. Aku hanya bisa memandang nisan yang terukir namamu, tapi nyatanya tidak karena aku hanya mampu mendoakanmu dari kejauhan.

Kalau boleh meminta untuk terakhir kalinya, aku meminta untuk memelukmu untuk terakhir kalinya. Nyatanya, aku hanya bisa memandangmu dengan pakaian terakhirmu putih polos yang kau kenakan sampai akhir khayatmu.

Aku sadar, aku tidak boleh seperti ini secara terus menerus. Aku harus bangkit. Aku memiliki jalan hidup lainnya. Mungkin Tuhan memberikan hal bahagia pada waktunya yang tepat. Aku sadar dan harus ikhlas merelakan kau pergi. Aku berjanji untuk sampai kapanpun aku terus menyayangimu tanpa alasan apapun. Yah, aku harus bangkit.

Tapi, aku mohon untuk saat ini hadirlah di mimpiku. Peluklah aku. Lalu, bisikkan kata yang sering kau katakan padaku. Karena, aku merindukanmu.

Selamat tanggal dua— Jika tak berhenti akan terjadi selama tiga tahun.




Untuk kau yang meninggalkanku, yang selalu ku sayangi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Beloved Friend

Cappucino

Ini Adalah Harimu