Singgah
Untuk kau, yang sempat singgah. Apa kabarmu? Sudah cukup lama kita tak berkomunikasi. Jangankan berkomunikasi, saling sapa saja sudah tak pernah. Aku masih menghargaimu, entah kau bagaimana? Peduli mungkin juga sudah tidak. Mungkin kau akan bertanya, mengapa aku menulis lagi tentangmu? Dan untuk apa? Mungkin kau mengira aku masih ingin mencuri perhatianmu dan aku ingin memperlihatkan drama untukmu. Semuanya tentu saja tidak. Aku hanya rindu kepada seseorang yang telah mengizinkanku masuk ke beranda hatinya, untuk melihat apa yang tersimpan disana, dan untuk mengambil sebongkah cinta (mungkin) untukku. Tapi entah apakah kau juga merindukanku atau tidak. Setidaknya kau sadar, ada malam tanpa tidur. Cinta kita sebatas cinta monyet. Cinta yang tumbuh dibawah atap sekolah. Cinta yang tumbuh karena sorotan mata. Cinta yang tumbuh karena bertukar senyum manis. Dan cinta yang tumbuh karena pipiku seperti apel tiap kali mendengar namamu dan suaramu. Aku masih ingat pertama kali ku m...