Curahan Keempat Kalinya
Hidup adalah sebuah memorabilia. Penuh akan kenangan dan harapan. Aku yang selalu terbuai dalam khayalanku. Aku yang selalu bertahan dalam memori Indah. Dan aku yang tak pernah tahu akan kenyataan yang ada di hatimu.
Aku tak ingin menjadi bodoh dimatamu. Tapi aku tak bisa menggapai itu dan mungkin aku tidak akan pernah berhenti dari segala imaji tentangnya--- Entah sampai kapan imajinasi ini akan terlarut terus menerus. Ada rasa ingin berhenti tapi mungkin terlalu pintar untukku berhenti dari ini semua.
Aku bukanlah kau. Aku melakukan banyak hal bodoh, kau cukup menikmati saja atas kebodohanku. Aku yang berani bermimpi tanpa landas, kau cukup menjadi pemeran di dalam mimpiku.
Terkadang sakit memang, seperti luka yang menganga. Aku seperti dipaksa memakan buah simalakama. Jika dekat kita dipisahkan, tapi salah juga jika disatukan.
Aku sudah sabar dan mungkin terlalu sabar--- Bahkan aku sudah terbiasa diperilakukan hal yang sama. Memang awalnya terpuruk dan tak percaya tetapi kali ini sudah keempat kalinya, maka aku sudah tegar dan terbiasa. Terbiasa oleh kelakuan yang menurutmu biasa, tapi menurutku tak masuk akal.
Ingatlah aku selalu menantimu di ujung jalan. Aku setia untuk menunggumu kembali. Kembali ke dalam dekapanku.
Jombang, 13 Juni 2016

Komentar
Posting Komentar