Utuh?

Untaian aksara tertara rapi di atas selembar kertas putih. Goresan-goresan kecil tertanamkan. Seluruh nafas terhembus. Separuh menghilang, berlari dan berkeliaran di luaran sana.

Hidup bagaikan bola. Bola yang selalu dimainkan oleh anak-anak. Di tendang, di pental sembarangan hingga titik puncaknya.

Seorang anak manusia tak luput dari kesalahan. Pada masa-masa remaja saat ini sedang labil-labilnya. Percayalah semua pasti ada jalan keluarnya. Bagaikan seekor burung yang akan keluar dari sarangnya.

Wahai para teman sejawatku. Ketahuilah aku bersyukur mendapatkan kalian. Kalian separuh jiwaku. Bersyukurlah diriku mempunyai kawanan akan "haus kesadaran". Setiap detik, menit, dan jam membuat hidup ini berwarna.

Sebait lagu mengatakan "persahabatan bagai kepompong", jangan percaya oleh sepenggal lirik lagu tersebut. Kepompong saja akan berubah menjadi ulat, apa lagi kita? Biarlah kita seperti air. Air yang akan terus mengalir. Menghidupkan satu sama lain dan menyegarkan suasana.

Tetaplah menjadi satu. Jangan terpecah! Ayo kembali bersatu! Aku haus akan kegilaan. Percayalah Tuhan menunjukkan yang terbaik untuk kedepannya.

Jombang, 3 September 2015

Komentar

  1. blog ini di buat saat kita lg perang yak....😥

    BalasHapus
  2. Yupps betul sekali, aku merasa kesepian. Yaudah jadilah tulisan seperti itu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Beloved Friend

Cappucino

Ini Adalah Harimu