Titik Pusat
Tuhan menciptakan sepasang bola mata. Aku bersyukur menjadi manusia yang diciptakan (yang katanya) secara lengkap. Akan ku pelihara dengan baik pemberian Tuhan ini.
Betapa indahnya dunia yang ku lihat. Sorotan-sorotan kecil terperangkap ke dalam dua bola mataku. Bebda hidup dan tak hidup menjadi konsumsiku tiap hari. Manusia, hewan dan tumbuhan menjadi sorotanku.
Manusia? Iya manusia adalah salah satu konsumsi sorotan mata ini. Berbagai macam manusia yabg pernah kutemui. Berbagai macam karakter yang terlihat.
Sampai pada akhirnya sorotan mata ini menuju ke titik pusatnya. Tiap hari menancapkan ke titik pusatnya. Dimanapun titik pusat berada pasti akan tersorot. Sejauh apapun dan terpencil apapun pasti kedua bola mata ini menuju titik pusatnya. Karena apa? Karena mata ini tahu arah jalan pulangnya.
Titik pusat terletak pada sepasang bola mata dari arah berlawanan. Aku menemukan kesejukan dan keindahan di arah berlawanan. Entah apa yang membuat rasa nyaman. Benar itu seperti rumah bagi indera penglihatanku. Secara terus-menerus sorotan-sorotan ini terpancar untuk di seberang. Walau pada titik terjauh pun, akan selalu ku gapai.
Salahkah bila ku berlari menuju titik pusat itu?
Wah buat do'inya ya
BalasHapusBuat yang setiap hari hadir di depanku
BalasHapus